Sebutkan dan jelaskan bagaimana perkembangan agama islam, pada kerajaan islam, di jawa!,

Posted on


Sebutkan dan jelaskan bagaimana perkembangan agama islam
pada kerajaan islam
di jawa!


jawa:

Kerajaan Islam di Jawa dan Sejarah Perkembangannya

Kerajaan Islam di Jawa – Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-6 M. Masuknya Islam ini membawa banyak perubahan, dari mulai keyakinan dan pandangan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Selain dari bidang-bidang tersebut, masuknya Islam juga memepengaruhi dalam bidang kepemerintahan.

Hal itu ditandai dengan munculnya berbagai kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Seperti di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi bahkan Papua. Pada kesempatan ini saya akan membahas kerajaan Islam yang berada di Pulau Jawa.

Yang sebelumnya saya juga membahas kerajaan Islam di Sumatera. Kerajaan islam di Sumatera mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kerajaan Islam di Jawa.

Baca Juga: Kerajaan Islam di Sumatera dan Sejarah Perkembangnya

Contents

1 Kerajaan Islam di Jawa1.1 1. Kerajaan Demak (1475-1554)1.2 2. Kesultanan Cirebon (1430-1666)1.3 3. Kesultanan Banten (1524-1813)1.4 4. Kesultanan Pajang (1568-1618)1.5 5. Kesultanan Mataram Islam (1586-1755)1.6 6. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunan Surakarta Hadiningrat (1755-Sekarang)

Kerajaan Islam di Jawa

Masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa terjadi karena peran dari Walisongo yang sudah mulai berdakwah sejak awal abad 14 M. Walisongo ini juga mempunyai peran sangat baik dalam perkembangan kerajaan Islam di Indonesia. Sejak saat itu, perkembangan agama Islam menjadi sangat pesat. Dan menguasai daerah-daerah yang berada di Pulau Jawa. Perkembangan agama Hindu dan Buddha yang sejak dahulu ada, terkalahkan dengan masuknya Islam.

Bukti dari perkembangan budaya Islam dan pengaruhnya tersebut ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Yang hingga kini masih ada wujudnya, baik itu bangunan-bangunanya maupun benda peninggalannya.

1. Kerajaan Demak (1475-1554)

Kerajaan Demak ini merupakan kerajaan islam yang pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini muncul pada tahun 1500 M dan runtuh pada tahun 1550 M. Meski terbilang cukup singkat berdirinya (50 Tahun), kerajaan ini mempunyai peranan yang sangat penting. Dan sebagai pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.

Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, yang diberi gelar Sultan Alam Akbar Al-Patah. Raden Patah memerintah di Demak dari tahun 1500-1518 M. Menurut cerita, Raden Patah ini keturunan dari raja terakhir Majapahit, yaitu raja Brawijaya V.

Pada masa pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak berkembang sangat pesat. Karena memiliki daerah pertanian yang sangat luas sekali. Daerah pertanian itu menghasilkan banyak bahan makanan, seperti padi, rempah-rempah dan lain-lain.

Selain itu, kerajaan Demak juga tumbuh sebagai kerajaan maritim, karena letaknya yang strategis dan menjadi jalur perdagangan anatara Maluku dan Malaka. Maka dari itu, kerajaan Demak disebut juga kerajaan yang agraris dan maritim.

Selama berdirinya, kerajaan Demak mengalami 5 kali pergantian kepemimpinan. Yakni Raden Patah sebagai pendiri kerajaan (1475-1518), Pati Unus (1518-1521), Trenggana (1521-1546), Sunan Prawata (1546-1549), dan Arya Penangsang (1549-1554).

Baca juga: Jangka Sorong | Pengertian, Cara Membaca dan Menggunakan, Fungsi, dan Bagiannya

Dari 5 raja tersebut, kerajaan Demak mengalami masa kejayaan saat di pimpin oleh Pati unus dan Sultan Trenggana. Dan masa keruntuhannya kerajaan demak saat dipimpin oleh Arya Penangsang. Karena beliau dibunuh oleh pemberontak kiriman Hadiwijaya (Jaka Tingkir).

2. Kesultanan Cirebon (1430-1666)

Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam di Jawa yang berdiri pada abad ke 15 sampai dengan 16 Masehi. Kerajaan ini terletak di Pantai Utara Jawa (Pantura) dan menjadi daerah pembatas pelayaran antara daerah-daerah pelabuhan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kerajaan Cirebon juga diyakini memegang peran yang sangat penting bagi penyebaran Islam di Jawa. Bukti pertamanya adalah kerajaan ini pernah di pimpin oleh Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Cirebon II.

Leave a Reply

Your email address will not be published.